Kemaren di Tokyo Disneyland sudah menemukan beberapa batang pohon Sakura yang sedang mekar. Saking girangnya, sampai berpuluh-puluh kali jepret photo di latar yang satu itu. Belom tau tuh kalau hari ini kami bakalan melihat taman-taman yang full dengan sakura bermekaran.hehee..
Wokeh, mari kita lanjutkan dengan cerita perjalanan di Tokyo hari kedua. Seperti biasa, sebagai traveller yang ogah rugi karna sudah datang dari jauh dengan tiket yang mahal, tentu saya ngak mau dong gagal sampai di itinerary yang sudah saya buat. Makanya pagi-pagi sekali saya sudah bangun, dan memaksa dua orang followers itu untuk siap-siap. Kita liburannya bergaya spartan sajah, kalau mau leyeh-leyeh dikasur ngak usah bayar mahal-mahal di Tokyo.. ^^
Setelah keluar hotel jam 7.30 pagi ( hehee.. turis atau pegawai kantoran nih..? ), saya tegak dulu sebentar didepan hotel dipinggir jalan, mengumpulkan memory tentang Asakusa. Saya lupa arah gerbang kaminarimon itu ke kiri atau ke kanan. Setelah yakin kalau ke kiri berarti kita ke Kuramae station, artinya kami harus naik subway ke Asakusa stasion yang hanya satu kali pemberhentian saja. Dan ke kanan arah kaminarimon itu sendiri, berarti kalau belok kanan kami akan jalan kaki saja sampai ke tujuan. Akhirnya kami putuskan jalan kaki saja. Ngak terlalu jauh, nyaman karna jalanan sepi sekali dan sedikit ada cahaya matahari yang menghangatkan.
Akhirnya sampai di gerbang Kaminarimon, masih sepi sih. Kepagian..^^ Mumpung sepi kami pun photo- photo dengan bebas. Dari gerbang Kaminarimon itu lalu kami menyusuri Nakamise Shopping Street menuju Kuil Sensoji. Pusat cendramata buat oleh-oleh dari Jepang yang konon katanya paling murah disana. Murahnya nya itu berkisar rupiah 30 ribuan untuk sebuah gantungan kunci yang paling jelek..hehee.. Murah ngak tuh yaaa..? ^^ Karna merasa berkewajiban membawa oleh-oleh, kamipun membeli beberapa gantungan kunci dan tempelan kulkas disana.
Sampai di Sensoji Temple kami pun masuk, liat-liat doang ngak ikutan sembahyang.. hehee.. Photo-photo disegala penjuru, terutama yang ada bunga sakuranya. Cuman satu jam kualokasikan waktu nyantai-nyantai disana, kemudian kami pun bergerak keluar sambil menyusuri Dompoin-dori. Sepanjang jalan Dompoin ini nuansanya Jepang tempo dulu, seperti kota Kyoto ( nanti kita cerita tentang Kyoto). Setelah dari Dompoin ini kita sampai di Kappabashi Kitchen Town, yaitu pusat pembuatan sampel makanan tiga dimensi. Kalau di restoran Jepang, ada display sample makanan itu dipajang di etalase bagian luar. Sampelnya itu terbuat dari plastik, tapi warna, tekstur, komposisi dan penataan makanan palsu itu terlihat sangat asli dan sangat menggiurkan. Si Pae sempat terbengong-bengong, kok bisa yaaa..? Ya bisalaaah, ini Jepang getooo locchh.. ^^
Keluar lagi dari gerbang Kaminarimon, lalu kami melanjutkan perjalanan ke Sumida Park dan Sumida River, serta diseberang sungai Sumida itu ada Tokyo Skytree. Sempat tawar menawar dengan Jinrikisa ( becak yang ditarik manusia) buat keliling Asakusa, tapi tarifnya mahal sekali, lupa berapa persisnya, kalau ngak salah dirupiahin hampir limaratus ribuan, itupun kami harus pakai dua becak karna dia ngak sanggup menarik 3 orang anggota gerombolan siberat..hiihiii.. ^^
Kamipun jalan kaki lagi ke Tokyo Skytree, dekeeeet kok! Untuk ukuran kami yang gemar berjalan kaki..^^ Sebelum sampai di Sumida park kami menemukan KFC di perapatan jalan, so kita putuskan untuk makan dulu.. Di Jepang makanannya mungkin enak-enak, karna kelihatannya enak. Ada berapa yang sudah kami coba, terutama yang berbahan ikan dan seafood lainnya. Tapiii, tetap saja susah lewat di kerongkongan karna ada bayang-bayang 'butaniku' atau daging babi yang menghantui. Alhasil selama di Jepang kami kelaparan..huhuhuuu.. Setiap hari keluar masuk KFC dan Mc.Donald cuman mesan kentang dan nugget ayam doank.. Paling sesekali ketemu orang Turki yang jualan kebab, baru bisa makan tanpa was-was..
Kalau masuk mart seperti Lawson dan Seven Eleven, pegawai-pegawai tokonya serta merta kami buat jadi sibuk untuk mengecek ada butaniku atau engga..
Kalimat andalan kami selama di Jepang seperti ini.. : sumimasen ( permisiiii..).. is it butaniku here, in this food?.. pork?..( apa ada babi dalam makanan ini?.. separo english separo japan..hehee)... watashi wa butaniku wo tabemasen.. (saya tidak makan babi)... Langsung deh pegawai-pegawai tokonya sibuk ngecek masing-masing makanan yang kami pilih... butanikuuuu..haik..haik..( iya ada babi..katanya).. butanikuuuu...iyek..iyek..(tidak..tidak)... Repot semua jadinya. Tapi memang dasar orang Jepang sangat suka membantu dengan sepenuh hati.. ^^
Puas lihat-lihat di Sumida park and river, lalu photo-photo dengan latar Tokyo Skytree. Niat awal mau naik Tokyo skytree yang konon baru beberapa tahun berdiri di Tokyo, dan orang Jepang itu sendiri belum banyak yang naik keatasnya. Sempat juga terpikir mau mengubah itinerary hari ini, aku tergoda mau naik boat cantik berdinding kaca seperti aquarium yang ada di Sumida river dengan tujuan ke Odaiba, lalu dari Odaiba pulang naik kereta. Tapi urung, padahal sudah tanya-tanya ke kapalnya dan sudah hampir beli tiket.
Ooh iya, untuk sholat di kota Tokyo gampang saja. Setiap toilet di Tokyo selalu dilengkapi dengan ruangan toilet khusus untuk ibu dan bayi, ruangannya luas dan bisa dikunci. Kalau mau sholat kami pun mengunci diri disana, tinggal stel kompas qibla untuk mencari petunjuk arah kiblat. Toilet sangat gampang ditemui di Jepang, ada disetiap pojokan. Toiletnya canggih, nanti akan saya ceritakan khusus tentang toilet di Jepang.. ^^
Jalan hari ini dilanjutkan ke Ueno Park, disini pusat Cherry Blossom Festival atau festival Sakura. Dari Asakusa Station kami naik subway (kereta bawah tanah), line menuju kesana adalah metro Ginza dan langsung turun di Ueno station yang jaraknya ngak jauh dari Ueno Park. Di Ueno park ini ramai sekali, banyak turis-turis yang datang khusus menikmati musim semi di Jepang berkunjung kesini. Penduduk lokal pun banyak juga, mereka duduk-duduk santai bersama keluarga, sanak saudara, teman dan kolega dengan mengelar tikar di taman itu. Membawa makanan, lalu makan bersama disana. Ini merupakan tradisi kuno di Jepang setiap musim sakura, disebut dengan istilah hanami.
Saya ngak puas-puasnya menikmati sakura di Ueno park ini. Semua serba putih, serba pink disebatang pohonnya. Ada taman air juga, disekelilingnya berjejer sakura-sakura yang rimbun. Dibelakang jejeran sakura itu kita bisa melihat bangunan-bangunan kota Tokyo yang tinggi-tinggi. Benar-benar cantik..! ^^
Dari taman Ueno kami balik arah dulu pulang ke hotel buat ngambil power bank. Bisa mati gaya nanti berjalan sampai tengah malam dengan gadget yang drop baterai. Untung hari ini perjalanan sudah kurencanakan semua nya naik subway, jadi kami cukup membeli satu tiket one-day pass senilai seribu yen perorang, lima ratus yen untuk anak-anak. Dengan modal tiket itu kami bisa keliling-keliling dengan puas, asal selalu naik subway. Andaikan subwaynya terputus di satu stasiun dan terpaksa harus menyambung dengan railway, ya terpaksa harus beli tiket lagi.. ^^
Karena harus kejar target, setelah ngaso bentar di hotel kami pun segera keluar lagi ke Harajuku. Dari Kuramae station kami cukup sekali menaiki Oedo line. Jauh juga jarak Kuramae station dengan Yoyogi station, kuhitung ada melewati lima belas station. Sampai di stasiun Yoyogi mulai deh disorientasi, bingung dengan arah. Setiap perapatan tanya dengan orang Jepang dengan bahasa tarzan. Cukup bilang begini, ' harajuku...this..this..or this way..' sambil tangan nunjuk-nunjuk kearah depan, kiri dan kanan. Lalu kami berjalan ke arah yang di tunjuk. Ketemu lagi perapatan, tanya lagi seperti itu. Sampai akhirnya ketemu Harajuku yang terkenal itu atau Takeshita-dori. Padahal kalau ngak pulang dulu ke hotel, cukup sekali saja baik railway dari Ueno station, lalu langsung turun di Harajuku station yang persis di depan Takeshita-dori itu.
Di Harajuku ini adalah bagian favorit suamiku. Favorit bukan karna banyak muda-mudi Jepang yang nongkrong dengan busana-busana nyentrik yaaa..tapi disini katanya buat nyari inspirasi buat buka distro lagi di Palembang. Makanya suamiku nafsu sekali jepret-jepret disini, dan yang diphoto itu toko-toko dan pajangannya hehee..^^.Di Harajuku ketemu penjual kebab Turki lagi, makan kebab dulu bentar, mumpung halal. Siangnya sewaktu keluar dari Ueno park sempat juga melipir kepasar tradisonal dekat situ, ketemu penjual kebab Turki juga.. Mumpung halal, makan lagi.. hehee
Dari Harajuku kami mampir sebentar Miejijingumae Shrine atau kuil Meiji tempat pemujaan agama shinto. Tapi karna sudah agak sorean, mampirnya cuman sebentar saja. Perjalanan kami lanjutkan ke Shibuya dengan jalan kaki juga. Banyak juga yang jalan sore itu ke arah Shibuya, jadi walau cukup jauh jadi ngak berasa. Diperjalanan ketemu jejeran resto Jepang yang menjual nasi Udon atau Tendon atau udang tempura gitu.. Lupa aku nama persisnya, kalau ngak salah namanya Tendon. Kami mampir lagi buat makan.
Makan di resto Jepang mehoong sangaaatt..rata-rata sekali makan 1 porsi harganya seribu yen atau setara seratus ribu rupiah. Walau mahal semua, kalau buat makan kita ogah ngirit tuh.. ^^
Sampai di Shibuya big cross yang terkenal itu, kami menonton beratus-ratus orang yang menyebrang dalam sekali menyebrang. Mungkin karna ini sore jelang malam, jamnya orang pulang kerja. Jadinya pemandangan ratusan orang meyebrang itu ngak putus -putus.
Puas mengamati orang Jepang yang berlalu lalang, kami mulai masuk ke jejeran mall -mall di Shibuya, termasuk Shibuya 109 mall yang happening itu.
Keluar masuk toko, liat-liat barang tapi ngak ada yang tertarik untuk dibeli. Bukan irit atau ngak ada duit.., sebagai orang yang doyan keluar masuk pasar baik pasar tradisional atau mall, tentu saja tidak tertarik belanja setelah melihat kenyataan harga-harga di Jepang. Sebagai contoh yaaa... ada pasmina yang dijual di mall Shibuya. Kebetulan sama persis dengan yang kupakai saat itu, yang kugantung dileherku. Barang itu buatan China. Aku jual ditoko ku cuman 500 ribu rupiah sekodi alias 25 ribu perlembar, tapi disana harganya 350 rupiah perlembar booooo...matiiii... !!
Tapi kalau barangnya benar-benar unik, mau tak mau harus dibeli.. hehee..
Puas mondar-mandir di mall Shibuya, kami melipir sebentar di patung Hachiko yang terkenal itu. Sebagai syarat saja, jangan sampai ngak kesana kalau sudah main ke Tokyo. Buat jawab tanya teman saja, ada ngak mampir ke patung anjing Hachiko.. Ada..! ^^
Karna sudah kelewat malam, jadi urung melanjutkan perjalanan ke Akihabara yang terkenal dengan pusat elektronik itu. Padahal dah niat kalau mau beli kamera yang bagus disana. Dah ngak sempat lagi kesana, dan kami pun langsung pulang ke hotel. Dari Shibuya kami naik Hanzomon line, lalu pindah ke Oedo line menuju Kuramae station..
Sampai di hotel langsung berasa kaki ini gempor karena kebanyakan jalan kaki.
Lanjut perjalanan besoknya ke Tsukiji fish market dan Odaiba.