Senin, 29 Juli 2013

Tokyo (day 3) : Tsukiji Fish Market dan Odaiba

Untuk hari ketiga jalan-jalan di Tokyo ini kami berniat ke pasar ikan terbesar. Pernah baca-baca sebelumnya di internet kalau Tsukiji fish market ini termasuk salah satu tempat yang harus dikunjungi di tahun 2013,  karna di tahun-tahun berikutnya sudah bakalan ngak ada lagi. Mungkin mau renovasi, kurang tau juga.

Pagi itu hari hujan dan dingin, kami pun tetap keluar rumah berbekal mantel plastik yang dibeli di Disneyland. Di Jepang sering sekali hujan, bahkan selama kami disana setiap hari selalu ada hujan turun. Ngak heran kalau orang-orang Jepang yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik setara artis Jepang yang dilihat di tv, dengan dandanan yang keren, modis dan trendy..tapi teuteeep saja mereka nenteng payung kemana-mana. Ada dikereta yang ganteng luar biasa, busananya mentereng seperti direktur, tapi tetap saja nenteng payung tangkai panjang..hehee...

Dari Kuramae station kami naik Oedo line lagi menuju Tsukijishijo station, keluar dari station itu mulai tercium aroma amis ikan. Disitu kami banyak bertemu turis-turis lain. Ada segerombolan berwajah Arab, dan banyak yang berwajah bule. Hebat sekali Jepang ini, sebuah pasar ikan yang berbau amis mampu menyedot turis sedemikan banyak.
Kami pun berkeliling di pasar ikan itu, mencari - cari ikan raksasa yang katanya banyak disini. Setelah ditanya-tanya sama orang disana, ikannya ngak ada lagi, sudah di mutilasi dan di packing. Katanya kami telat datang, padahal ini masih jam 8 pagi.. Mungkin turis-turis yang berpapasan tadi berangkat ke pasar ikannya subuh kali yaa..^^
Ada ketemu beberapa potongan kepala ikan saja, dan memang  luar biasa besarnya..

Dari pasar ikan itu biasanya turis akan mampir ke restoran shushi yang berjejer disana. Selama di lndonesia aku belum pernah makan shushi,  ini baru pertama kali. Melihat-lihat gambarnya sepertinya enak, aku langsung mesan tiga porsi. Tapi coba satu porsi dulu kata suamiku, manatahu ngak cocok dengan lidah kita. Tapi aku yakin enak, soalanya yang makan disana lahap semua.. ^^
Setelah dicoba satu porsi pertama, ternyata ngak enak.. Ngak tahan pengen muntah rasanya makan ikan, udang yang masih berasa mentah gitu.. Urung deh pesan yang dua porsi berikutnya.
Melihat turis yang duduk disebelah suamiku lahap sekali makannya, suamiku iseng ngajak kenalan. Where are you from..? / Sweden, you? / lndonesia. You like thia food.. ? / sure, yes. I like it. You dont like? / No../
Hahahaaa.. si Pae, teteeeuup rendang adalah makanan terenak didunia..^^

Selesai keliling dan makan-makan di Tsukiji Fish market kami lanjut ke Odaiba. Dari itinerary yang kususun, dari Tsukiji rencana awal kami mau ke Tokyo Imperial Palace. Tapi setelah kupelajari lagi peta subway dan railwaynya, ternyata banyak sekali gonta-ganti kereta. Takut habis waktu dijalan saja, akhirnya ngak jadi kesana..
Dari stasiun Tsukijishijo kami naik oedo line lagi ke stasiun Shiodome  yang cuma berjarak satu stasiun saja. Dari stasiun Shiodome disambung dengan railway Yurikamome line tujuan ke Odaiba..

Di Odaiba banyak sekali tempat yang kami tuju. Disana  ada showroom mobil-mobil bagus, suami dan anakku malah sibuk nyoba-nyobain mobil. Kami naik Ferriswheel disana, narsis-narsisan di depan photo Gundam raksana,  main di Aqua city,  Madam Tussauds Tokyo, dan ada Legoland indoor juga, jadinya anakku lama ngendon disitu. Katanya karna belum jadi-jadi juga ke Legoland yang di Johor Bahru, ya udah diganti saja mainnya disini.. Trus kami ketempat Replika Statue of Liberty dan main-main disekitaran itu sampai malam. Sengaja nungguin disitu sampai malam karna mau lihat dan photo-photo di patung Liberty replika dengan latar rainbow bridge dibelakangnya. Kalau malam rainbow bridge nya indah luar biasa, tapi sayang sekali malam itu hujan deras.

Kami akhirnya pulang ke hotel jam 8 malam setelah makan malam dulu di Mc.Donald yang ada di Odaiba itu. Yang diorder tetap saja kentang goreng dan nugget ayam.
Recarge energi dulu di hotel untuk persiapan perjalanan besoknya ke Gunung Fuji dan Danau Kawaguchiko..

Minggu, 28 Juli 2013

Tokyo ( day 2) : Cherry Blossoms Festival 2013

Kemaren di Tokyo Disneyland sudah menemukan beberapa batang pohon Sakura yang sedang mekar. Saking girangnya, sampai berpuluh-puluh kali jepret photo di latar yang satu itu. Belom tau tuh kalau hari ini kami bakalan melihat taman-taman yang full dengan sakura bermekaran.hehee..

Wokeh, mari kita lanjutkan dengan cerita perjalanan di Tokyo hari kedua. Seperti biasa, sebagai traveller yang ogah rugi karna sudah datang dari jauh dengan tiket yang mahal, tentu saya ngak mau dong gagal sampai di itinerary yang sudah saya buat. Makanya pagi-pagi  sekali saya sudah bangun, dan memaksa dua orang followers itu untuk siap-siap. Kita liburannya bergaya spartan sajah, kalau mau leyeh-leyeh dikasur ngak usah bayar mahal-mahal di Tokyo.. ^^

Setelah keluar hotel jam 7.30 pagi ( hehee.. turis atau pegawai kantoran nih..? ), saya tegak dulu sebentar didepan hotel dipinggir jalan, mengumpulkan memory tentang Asakusa. Saya lupa arah gerbang kaminarimon itu ke kiri atau ke kanan. Setelah yakin kalau ke kiri berarti kita ke Kuramae station, artinya kami harus naik subway ke Asakusa stasion yang hanya satu kali pemberhentian saja. Dan ke kanan arah kaminarimon itu sendiri, berarti kalau belok kanan kami akan jalan kaki saja sampai ke tujuan. Akhirnya kami putuskan jalan kaki saja. Ngak terlalu jauh, nyaman karna jalanan sepi sekali dan sedikit ada cahaya matahari yang menghangatkan.

Akhirnya sampai di gerbang Kaminarimon, masih sepi sih. Kepagian..^^ Mumpung sepi kami pun photo- photo dengan bebas. Dari gerbang Kaminarimon itu lalu kami menyusuri Nakamise Shopping Street menuju Kuil Sensoji. Pusat cendramata buat oleh-oleh dari Jepang yang konon katanya paling murah disana. Murahnya nya itu berkisar rupiah 30 ribuan untuk sebuah gantungan kunci yang paling jelek..hehee.. Murah ngak tuh yaaa..? ^^ Karna merasa berkewajiban membawa oleh-oleh, kamipun membeli beberapa gantungan kunci dan tempelan kulkas disana.
Sampai di Sensoji Temple kami pun masuk, liat-liat doang ngak ikutan sembahyang.. hehee.. Photo-photo disegala penjuru, terutama yang ada bunga sakuranya. Cuman satu jam kualokasikan waktu nyantai-nyantai disana, kemudian kami pun bergerak keluar sambil menyusuri Dompoin-dori. Sepanjang jalan Dompoin ini nuansanya Jepang tempo dulu, seperti kota Kyoto ( nanti kita cerita tentang Kyoto). Setelah dari Dompoin ini kita sampai di Kappabashi Kitchen Town, yaitu pusat pembuatan sampel makanan tiga dimensi. Kalau di restoran Jepang, ada display sample makanan itu dipajang di etalase bagian luar. Sampelnya itu terbuat dari plastik, tapi warna, tekstur, komposisi dan penataan makanan palsu itu terlihat sangat asli dan sangat menggiurkan. Si Pae sempat terbengong-bengong, kok bisa yaaa..? Ya bisalaaah, ini Jepang getooo locchh.. ^^

Keluar lagi dari gerbang Kaminarimon, lalu kami melanjutkan perjalanan ke Sumida Park dan Sumida River, serta diseberang sungai Sumida itu ada Tokyo Skytree. Sempat tawar menawar dengan Jinrikisa ( becak yang ditarik manusia) buat keliling Asakusa, tapi tarifnya mahal sekali, lupa berapa persisnya, kalau ngak salah dirupiahin hampir limaratus ribuan, itupun kami harus pakai dua becak karna dia ngak sanggup menarik 3 orang anggota gerombolan siberat..hiihiii.. ^^

Kamipun jalan kaki lagi ke Tokyo Skytree, dekeeeet kok! Untuk ukuran kami yang gemar berjalan kaki..^^ Sebelum sampai di Sumida park kami menemukan KFC di perapatan jalan, so kita putuskan untuk makan dulu.. Di Jepang makanannya mungkin enak-enak, karna kelihatannya enak. Ada berapa yang sudah kami coba, terutama yang berbahan ikan dan seafood lainnya. Tapiii, tetap saja susah lewat di kerongkongan karna ada bayang-bayang 'butaniku' atau daging babi yang menghantui. Alhasil selama di Jepang kami kelaparan..huhuhuuu.. Setiap hari keluar masuk KFC dan Mc.Donald cuman mesan kentang dan nugget ayam doank.. Paling sesekali ketemu orang Turki yang jualan kebab, baru bisa makan tanpa was-was..
Kalau masuk mart seperti Lawson dan Seven Eleven, pegawai-pegawai tokonya serta merta kami buat jadi sibuk untuk mengecek ada butaniku atau engga..
Kalimat andalan kami selama di Jepang seperti ini.. : sumimasen ( permisiiii..).. is it butaniku here, in this food?.. pork?..( apa ada babi dalam makanan ini?.. separo english separo japan..hehee)... watashi wa butaniku wo tabemasen.. (saya tidak makan babi)... Langsung deh pegawai-pegawai tokonya sibuk ngecek masing-masing makanan yang kami pilih... butanikuuuu..haik..haik..( iya ada babi..katanya).. butanikuuuu...iyek..iyek..(tidak..tidak)... Repot semua jadinya. Tapi memang dasar orang Jepang sangat suka membantu dengan sepenuh hati.. ^^

Puas lihat-lihat di Sumida park and river, lalu photo-photo dengan latar Tokyo Skytree. Niat awal mau naik Tokyo skytree yang konon baru beberapa tahun berdiri di Tokyo, dan orang Jepang itu sendiri belum banyak yang naik keatasnya. Sempat juga terpikir mau mengubah itinerary hari ini, aku tergoda mau naik boat cantik berdinding kaca seperti aquarium yang ada di Sumida river dengan tujuan ke Odaiba, lalu dari Odaiba pulang naik kereta. Tapi urung, padahal sudah tanya-tanya ke kapalnya dan sudah hampir beli tiket.

Ooh iya, untuk sholat di kota Tokyo gampang saja. Setiap toilet di Tokyo selalu dilengkapi dengan  ruangan  toilet khusus untuk ibu dan bayi, ruangannya luas dan bisa dikunci. Kalau mau sholat kami pun mengunci diri disana, tinggal stel kompas qibla untuk mencari petunjuk arah kiblat. Toilet sangat gampang ditemui di Jepang, ada disetiap pojokan. Toiletnya canggih, nanti akan saya ceritakan khusus tentang toilet di Jepang.. ^^

Jalan hari ini dilanjutkan ke Ueno Park, disini pusat Cherry Blossom Festival atau festival Sakura. Dari Asakusa Station kami naik subway (kereta bawah tanah), line menuju kesana adalah metro Ginza dan langsung turun di Ueno station yang jaraknya ngak jauh dari Ueno Park.  Di Ueno park ini ramai sekali, banyak turis-turis yang datang khusus menikmati musim semi di Jepang berkunjung kesini. Penduduk lokal pun banyak juga, mereka duduk-duduk santai bersama keluarga, sanak saudara, teman dan kolega dengan mengelar tikar di taman itu. Membawa makanan, lalu makan bersama disana. Ini merupakan tradisi kuno di Jepang setiap musim sakura, disebut dengan istilah hanami.
Saya ngak puas-puasnya menikmati sakura di Ueno park ini. Semua serba putih, serba pink disebatang pohonnya. Ada taman air juga, disekelilingnya berjejer sakura-sakura yang rimbun. Dibelakang jejeran sakura itu kita bisa melihat bangunan-bangunan kota Tokyo yang tinggi-tinggi. Benar-benar cantik..! ^^

Dari taman Ueno kami balik arah dulu pulang ke hotel buat ngambil power bank. Bisa mati gaya nanti berjalan sampai tengah malam dengan gadget yang drop baterai. Untung hari ini perjalanan sudah kurencanakan  semua nya naik subway, jadi kami cukup membeli satu tiket one-day pass senilai seribu yen perorang, lima  ratus yen untuk anak-anak. Dengan modal tiket itu kami bisa keliling-keliling dengan puas, asal selalu naik subway. Andaikan subwaynya terputus di satu stasiun dan terpaksa harus menyambung dengan railway, ya terpaksa harus beli tiket lagi.. ^^

Karena harus kejar target, setelah ngaso bentar di hotel kami pun segera keluar lagi ke Harajuku. Dari Kuramae station kami cukup sekali menaiki Oedo line. Jauh juga jarak Kuramae  station dengan Yoyogi station, kuhitung ada melewati lima belas station. Sampai di stasiun Yoyogi mulai deh disorientasi, bingung dengan arah. Setiap perapatan tanya dengan orang Jepang dengan bahasa tarzan. Cukup bilang begini, ' harajuku...this..this..or this way..' sambil tangan nunjuk-nunjuk kearah depan, kiri dan kanan. Lalu kami berjalan ke arah yang di tunjuk. Ketemu lagi perapatan,  tanya lagi seperti itu. Sampai akhirnya ketemu Harajuku yang terkenal itu atau Takeshita-dori. Padahal kalau ngak pulang dulu ke hotel, cukup sekali saja baik railway dari Ueno station, lalu langsung turun di Harajuku station yang persis di depan Takeshita-dori itu.

Di Harajuku ini adalah bagian favorit suamiku. Favorit bukan karna banyak muda-mudi Jepang yang nongkrong dengan busana-busana nyentrik yaaa..tapi disini katanya buat nyari inspirasi buat buka distro lagi di Palembang. Makanya suamiku nafsu sekali jepret-jepret disini, dan yang diphoto itu toko-toko dan pajangannya hehee..^^.Di Harajuku ketemu penjual kebab Turki lagi, makan kebab dulu bentar, mumpung halal. Siangnya sewaktu keluar dari Ueno park sempat juga melipir kepasar tradisonal dekat situ, ketemu penjual kebab Turki juga.. Mumpung halal, makan lagi.. hehee
Dari Harajuku kami mampir sebentar Miejijingumae Shrine atau kuil Meiji tempat pemujaan agama shinto. Tapi karna sudah agak sorean, mampirnya cuman sebentar saja. Perjalanan kami lanjutkan ke Shibuya dengan jalan kaki juga. Banyak juga yang jalan sore itu  ke arah Shibuya, jadi walau cukup jauh jadi ngak berasa. Diperjalanan ketemu jejeran resto Jepang yang menjual nasi Udon atau Tendon atau udang tempura gitu.. Lupa aku nama persisnya, kalau ngak salah namanya Tendon. Kami mampir lagi buat makan.
Makan di resto Jepang mehoong sangaaatt..rata-rata sekali makan 1 porsi harganya seribu yen atau setara seratus ribu rupiah. Walau mahal semua, kalau buat makan kita ogah ngirit tuh.. ^^

Sampai di Shibuya big cross yang terkenal itu, kami menonton beratus-ratus orang yang menyebrang dalam sekali menyebrang. Mungkin karna ini sore jelang malam, jamnya orang pulang kerja. Jadinya pemandangan ratusan orang meyebrang itu ngak putus -putus.
Puas mengamati orang Jepang yang berlalu lalang, kami mulai masuk ke jejeran mall -mall di Shibuya, termasuk Shibuya 109 mall yang happening itu.
Keluar masuk toko, liat-liat barang tapi ngak ada yang tertarik untuk dibeli. Bukan irit atau ngak ada duit.., sebagai orang yang doyan keluar masuk pasar baik pasar tradisional atau mall, tentu saja tidak tertarik belanja setelah melihat kenyataan harga-harga di Jepang. Sebagai contoh yaaa... ada pasmina yang dijual di mall Shibuya. Kebetulan sama persis dengan yang kupakai saat itu, yang kugantung dileherku. Barang itu buatan China. Aku jual ditoko ku cuman 500 ribu rupiah sekodi alias 25 ribu perlembar, tapi disana harganya 350 rupiah perlembar booooo...matiiii... !!
Tapi kalau barangnya benar-benar unik, mau tak mau harus dibeli.. hehee..
Puas mondar-mandir di mall Shibuya, kami melipir sebentar di patung Hachiko yang terkenal itu. Sebagai syarat saja, jangan sampai ngak kesana kalau sudah main ke Tokyo. Buat jawab tanya teman saja, ada ngak mampir ke patung anjing Hachiko.. Ada..! ^^

Karna sudah kelewat malam, jadi urung melanjutkan perjalanan ke Akihabara yang terkenal dengan pusat elektronik itu. Padahal dah niat kalau mau beli kamera yang bagus disana. Dah ngak sempat  lagi kesana, dan kami pun langsung pulang ke hotel. Dari Shibuya kami naik Hanzomon line, lalu pindah ke Oedo line menuju Kuramae station..
Sampai di hotel langsung berasa kaki ini gempor karena kebanyakan jalan kaki.
 
Lanjut perjalanan besoknya ke Tsukiji fish market dan Odaiba.

Jumat, 26 Juli 2013

Jalan - jalan ke Jepang : (Day 1) Tokyo Disneyland

Baiklah, kita lanjut cerita jalan-jalannya.
Itinerary yang kususun padat sangat, tapi hari pertamanya khusus untuk main-main seharian di Disneyland Tokyo. Pancingan buat anakku Matoari, biar dia ngak bosan dengan tujuan wisata yang kupilihkan, biar deh ke Disneyland dulu sampai puas..

Ini nih itinerary kami di Tokyo.
Hari 1 :
- Disneyland Tokyo (full day, dari  pagi sampai malam)

Hari 2 :
- Keliling Asakusa : Kaminarimon, Senso-ji temple, Sumida park and river dan Tokyo skytree
- Ueno Park ( pusat kegiatan Sakura Blossom Festival)
- Harajuku ( Takeshita-dori)
- Meijijingumae Shrine
- Shibuya ( Shibuya big cross dan patung Hachiko)
- Akihabara ( toko -toko elektronik)

Hari 3 :
- Tsukiji fish market
- Tokyo Imperial Palace
- Odaiba (Replika statue of Liberty, Tokyo ferriswheel, Madam Tussaud Tokyo dan Legoland Tokyo

Hari 4 :
- Shinjuku station
- Kawaghuciko lake , Mount Fuji dan Fuji-q highland
- Shinjuku station lagi, lalu berangkat ke kota Kyoto naik midnight bus.

Hmmmmm..padat sekali bukan..? Dan hebatnya semua itinerary yang kurencanakan tercapai semua, bahkan lebih dari itu kamipun sempat melancong ke pasar-pasar tradisional. Ini semua karna ketepatan waktu di Jepang benar-benar terukur, ngak ada yang terbuang karna transportasi yang macet.
  

Hari 1 : Tokyo Disneyland
**************************

Paginya , setelah bermalam di bandara Haneda kamipun berjalan keluar mencari pemberhentian bus  arah ke Tokyo Disneyland. Sesuai dengan petunjuk yang dididapat dari situs resminya  www.tokyodisneyresort.co.jp  , kamipun berjalan ke arah yang ditunjukan oleh google map. Masih enggan  tuh mau tanya sama orang jepang, rada-rada takut hihii... Soalnya sepagi ini lihat orang  Jepang lalu lalang ngak ada yang terlihat jalan santai, semuanya terburu-buru. Ngak enak hati mengganggu orang yang terburu-buru, plus di bandara masih full signal wifi nya, dimaksimalkan deh bertanya sama mbah google saja.

Ketemu tuh tempat pemberhentian bus nya di luar gedung. Tapi alamaak diluar dingin sekali. Aku coba ngukur suhu pagi itu dengan gadgetku, ternyata 8 derjat celcius... Haaaahhh...??? Padahal info suhu yang kudapatkan sebelum berangkat adalah range 12 sd 16 derjat. Apa kabar nanti nih kalau ternyata bakalan sendingin ini seterusnya. Kami masing-masing cuman bawa satu jaket yang tidak terlalu tebal. Ngak ada cara lain nih selain kami pakai baju berlapis-lapis dibagian dalam. Matoari malah pakai lima lapis baju plus satu jaket, baru dia merasa nyaman. Berasa tebal dan bengkak  badan jadinya hihiii, tapi lumayan backpack jadi sedikit kosong dan enteng.

Trus ketemu lagi problem berikutnya, yaitu bagaimana cara beli tiket bus melalui vending mechine. Mesinnya sudah ketemu. Di internet sudah kupelajari cara mengoperasikannya, tapi yang namanya baru pertama kali pegang benda itu , yaa tetap saja bingung.. Lama mata dan jari telunjukku mutar-mutar untuk mencari tombol tulisan 'english'. Ngak ketemu-ketemu juga, kemana ngumpetnya yaa.. Padahal menurut petunjuk mestinya ada.. Tiba-tiba saja tangan Matoari menjulur menekan sebuah tombol, hop...! Semua karakter kanji yang ada dimesin itu berubah menjadi bahasa inggris.. Bener-bener nih, mata bocah 6 tahunan lebih jeli. Kan dianya sering main game di yang ada tulisan cina dan jepang nya, jadi terbiasa.

Tiket berhasil didapat, bus pun datang tepat waktu ngak meleset semenit pun dari jadwal. Hebat.! Kami dan beberapa penumpang lain dipersilakan masuk oleh kernetnya, seolah pidato -pidato dulu, aku ngak paham omongannya ^^.. hihii.. Lalu dia membungkuk-bungkuk dua kali sambil berkata ..arigatao..arigatao gozaimas.., bus kami pun dipersilakan melaju. Kernetnya ngak ikutan berangkat, cuman dadah -dadahan diluar...
Duh, orang jepang.. ! Segitunyaa...! Kami melongo tauuuuu.....!

Perjalanan bus menuju Disneyland kurang lebih satu jam.. Aku sebetulnya mengantuk, tapi tetap kutahan-tahan karna ingin lihat pemandangan kota Tokyo langsung untuk pertama kalinya. Kotanya kelihatan sepi, kendaraan yang lewat pun ngak terlalu ramai. Dibandingkan kendaraan di kota Palembang dipagi hari, masih ramai Palembang. Apalagi dibandingin sama Jakarta, Tokyo kalah telak. Benar-benar diluar bayanganku. Besoknya baru paham tuh kenapa kota Tokyo keliatan sepi di permukaannya, karna orang Jepang bergerak dibawah tanah. Transportasi umum railway ( kereta atas tanah) dan subway (kereta bawah tanah) sangat lancar sekali,  jadi penduduk Tokyo lebih senang naik transportasi umum daripada kendaraan pribadi. Indonesiaku kapan yaa seperti ini...?? *mimpi*

Sampai deh di gerbang Disneyland. Sopir bus mematikan mesin kendaraan, lalu dia membukakan pintu depan. Sebelum mempersilakan semua penumpang turun dia pidato-pidato lagi sambil membungkuk-bungkukkan kepala.. Arigatau... arigatau.... ^^
Sebelum ke loket karcis kami mampir dulu ke locker tempat penitipan barang. Lockernya dioperasikan dengan koin.. Ada yang 100, 200,400 dan 600 yen, tergantung ukuran. Sampai disana kami pun mulai bingung bagaimana cara mengoperasikan locker koin ini. Disana ngak ada siapa-siapa buat bertanya. Di pojok ruangan berdiri sebuah vending mechine lagi dengan tulisan jepang semua, jadi aku ngak paham ini mesin kegunaannya apa.
Lagi-lagi keajaiban tangan kid traveller yang suka main game Jepang menyelamatkan orangtuanya yang dilanda kebingungan. Matoari mengambil selembar urang kertas seribu yen ditanganku, lalu dimasukan kedalam slot mesin yang membingungkan itu. Seketika keluarlah sepuluh buah pecahan koin seratus yen.. Hihiiii..baru aku paham kalau ini adalah vending machine untuk menukarkan duit kertas menjadi logam, karna locker hanya bisa digunakan dengan uang logam..Hmmmm..beberapa jam pertama di Jepang sudah banyak pengalaman menarik.

Disneyland Tokyo nya rame, baru nyadar kalau hari itu ternyata hari minggu. Baru jam 9 pagi, tapi antrian sudah panjang. Rata-rata yang ngantri muda-mudi Jepang dengan dandanan yang modis. Hari dingin gitu ngak menyurutkan hasrat mereka untuk tetap tampil gaya dengan rok pendek dan sepatu bot. Kuedarkan pandangan kesemua yang ngantri, kalau saja ada muka lndonesia yang kerudungan seperti aku ini ikut ngantri. Tapi ternyata ngak ada, cuman aku dewek'an. Beda banget rasanya dengan atri masuk permainan di Universal Studio Singapore, yag banyak ketemu cuman muka-muka lndonesia.. ^^

Hari itu hujan gerimis, jadi kami pun terpaksa membeli mantel plastik dan sarung tangan. Luar biasa dinginnya, sempat kuukur waktu itu ternyata 5 derjat celcius.. Hikss..ini musim dingin atau musim semi nih..? Membeli mantel dan sarung tangan ditempat wisata bukanlah ide yang bagus. Standar harga di Jepang sudah mahal jadi makin mahal. Tiga helai mantel plastik dan tiga pasang sarung tangan gambar mickey ( si papa tetap pakai sarung tangan mickey karna ngak ada pilihan lain.. hehee) harganya tuh lebih sejutaan kalau dirupiahkan.. Oww my god, ini  baru jam-jam pertama di Tokyo, bagaimana dengan rencana travelling hemat 7 hari berikutnya nih..hiiks..!!

Puas deh main seharian disana, semua wahana pun dicobain.. Ngak ada yang dilewatkan. Awalnya aku sih kurang sreg ke Disneyland ini, maunya ke Disneysea yang hanya ada di Jepang saja. Orang Jepang ni bener-bener deh, suka ngada-adain yang ngak ada di negara lain..hehe..  Di Disneysea katanya permainan nya lebih cocok buat orang gede, kalau Disneyland lebih anak-anak. Tapi karna tujuannya memang buat nyenengin anak, ya gak papa deh kita ke Disneyland saja. Sebetulnya aku ini pecandu taman bermain tematik (theme park) juga, mampir disuatu tempat yang ada theme park nya pasti ngak pernah dilewatkan. Bukan hanya sekedar masuk, tapi nyobain semua wahananya. Jangan kan yang sekelas Disneyland dan Universal studio, setiap kali masuk Ancol saja aku tetap nyobain semua wahananya. Naik bengkaleng di kebun binatang Bukittinggi saja aku juga tetap histeris kegirangan..hehee.. Naik kora- kora dan mobil listrik tiap tahun di Pekan Raya Jakarta jarang aku lewatkan. Kenapa? Masa kecilku kurang bahagia yaa? Hmmm...ngak juga, justru aku memperpanjang masa kecil yang bahagia itu.. ^^

Hampir magrib kami pun pulang ke hotel. Hotel yang kupesan di daerah Asakusa, lumayan jauh dari Disneyland. Jadinya harus tiga kali gonta-ganti railway dan subway menuju kesana. Waktu pertama naik railway di Maihama station yang persis didepan Disneyland, si papa nanya. 'Yakin nih mau naik kereta ini...?'  Rada ngak percaya nih dengan kemampuan istrinya tentang penguasaan peta  Jepang dengan mimpi-mimpi saja hehee... Yakin jawabku.. isyaAllah akan kuantar kan dengan selamat sampai ke hotel yang kami booking...
Tiga kali ganti kereta, kami pun sampai di Kuramae station. APA Hotep Asakusa yang kupesan cuman 100 meter dari pintu keluar Kuramae station..
Sampai juga di hotel itu dengan selamat, saatnya recharge semua energy , termasuk energy gadget.

Berikutnya akan kita lanjutkan dengan cerita perjalanan hari kedua di Tokyo..

Rabu, 24 Juli 2013

Konichiwa Japan.. Beautiful Spring..

Sebetulnya saya rada malas bercerita tentang travelling, karna buat saya keindahan dan kenikmatan  setiap travelling yang dilalui hanya untuk disimpan di hati dan pikiran pribadi. Tapi setelah banyak browsing-browsing, ternyata banyak yaa blog tentang jalan-jalan.. Jadi critanya saya ikut-ikutan niiiy.. hehee

Maka baiklah, kita mulai dari perjalanan backpacker ku ke Jepang bulan April 2013 kemaren.Sudah basi siiih.. tapi harus bagaimana lagi, itu tripku yang teranyar. Sebelumnya aku sudah banyak juga melakukan perjalanan backpacker, ngubek-ngubek negara lain, dan berdarmawisata dengan cara yang benar menurutku. Tapi berat lah  yaa kalau harus mengumpulkan memory lagi untuk menuliskan semuanya. Mungkin, setelah ini insyaAllah kalau ada perjalanan lagi langsung akan kutuliskan sebelum menjadi basi.

Hadir di Jepang saat musim semi merupakan salah satu dari 5 besar destinasi liburan dalam wishlist-ku. Aku bahkan telah meng-create impian ini dari kecil, dari jaman pertama aku mempunyai globe kecil ajaib. Globe yang kuputar-putar terus menjelang tidur sebagai stimming agar cepat mengantuk, lalu bermimpi tentang negara- negara yang kulihat-lihat di globe itu. Selain Jepang dimusim semi yang bertaburan bunga sakura, aku memimpikan hadir di Padang Arafah untuk melaksanakan wuquf di musim haji. Alhamdulillah impian itu telah tunai juga tahun 2011, done..! Akupun ingin mendatangi Canada dimusim gugur, disaat daun-daun maple berubah warna menjadi merah kuning ungu maroon dan oren. Berikutnya musim dingin di Switzerland dan musim panas di New Zealand. Always hope to fulfill it.. Lain dari 5 tujuan itu kuanggap bonus saja ^^

Makanya dengan resiko serba mahal karna datang dimusim semi, disaat banyak turis berkunjung ke negara  yang berbiaya hidup termahal didunia ini, akupun nekad mentraktir suami dan anak keduaku Matoari untuk berkelana disana sebagai budget traveler.. ^^ Hihiii...aku yang traktir, banyak duit aku dong yaa..? 


* Palembang - Kualalumpur - Tokyo

Perjalanan bertolak dari Palembang menuju Kualalumpur, seperti biasa kami pun naik budget airline favorit Air Asia. Untuk sementara belum bisa sih pindah ke airline lain, karna memang Air Asia inilah yang paling murah dan baik. Lokasi kami di Sumatera ini juga mempengaruhi pilihan airline, Palembang -Kuala lumpur berasa lebih dekat daripada Palembang - Jakarta. Dari Kuala Lumpur kami menggunakan maskapai Air Asia X ( Air Asia khusus untuk perjalanan jauh) menuju bandara Haneda di Tokyo.
Kami sudah mengakadkan diri untuk menjadi pure backpacker, jadi no problemo lah naik budget airline sekelas Air Asia yang banyak batasan- batasannya. Bagasi cuman boleh 7 kg per penumpang, ya udah kita ramping- rampingin backpacknya. Pokoknya atas nama jalan sebagai budget traveller, saya ogah buat bayar nambah ini nambah itu buat kenyamanan tambahan. 
Sebelum berangkat ada tuh teman di BBM yang nanya, 'pure backpacker apaan?' Pure backpacker itu turis yang melancong cuman bawak bekal tas dipunggung, ngak ada tambahan tas jinjing, troley. Trus tidurnya juga ngak di hotel yang mehong, biasanya di guest house dan hostel yang murah-murah saja. Yang agak ekstrim ada yang tidur di bandara dan stasiun saja buat ngirit, seperti kami..hihii... 'Emang lo bisa rin..?' Ya bisalah, saya kan wanita pejuang..xixi.. 'Barang bawaan lo segitu doang buat 9 hari perjalanan? Waah, jangan-jangan lo niat mau blanja blenji nih di Jepang? Katanya budget traveller, tapi malah niat shoping besar-besaran.. piye kii? Ngak sah, donk!..'Pokoknya tidak. Saya ke Jepang buat melanglang buana saja, menapaki jalan-jalan yang ada dalam mimpi-mimpi saya. Berbekal duit secukupnya ^^ , satu tas punggung milikku, satu milik si papa dan satu milik Matoari..

Pesawat yang kami tumpangi mendarat di bandara Haneda Tokyo jam 12 malam waktu disana, entah berapa lama perjalanan saya juga ngak ngitungnya. Yang  jelas berangkat dari Kuala Lumpur jam 3 sore. Tidur pulas tanpa harus dibebani dengan rasa deg-degan untuk masuk pertama ke satu negara, itulah cara saya menikmati perjalanan. Pikiran dan perasaan sudah terkuasai dengan baik, bahwasanya everything will be alright! Aku sudah pernah datang ke Jepang dan menjelajahinya lewat mimpi-mimpi. Aku juga seorang penggila ilmu geogragfi, hobby baca peta, suka mutar-mutar globe sebelum tidur. Dua orang follower yang tidak ikut sama sekali memikirkan rencana perjalanan ini alias tinggal gendong backpack doang lalu berangkat, juga terlihat tenang-tenang saja dan menyerahkan sepenuhnya nasip mereka di negeri sakura kepada saya. Ngak ada tanya-tanya yang terlontar dari mulut mereka alias tidur pulas plus ngorok yang kenceng selama di perjalanan...hihii..

Karena sampai di bandara Haneda sudah jam 12 malam, kami ngak bisa keluar dari sana lagi. Semua transportasi menuju pusat kota telah habis, kecuali taksi. Saya ngak mau dong nyater taksi Tokyo yang terkenal paling mahal sejagad ini ke hotel yang lokasi jauh dari bandara. Bisa-bisa rencana travelling hemat kami bakalan hancur berantakan gara-gara harus bayar taksi berjuta-juta. Jadi ngak ada pilihan lain selain bermalam di bandara Haneda. Tapi enak kok bermalam disini. Kursi panjang ruang tunggu berbusa dan tidak disekat-sekat, jadi kurang lebih senyaman kasur lah. Ruangannya pun hangat, beda banget suhu diluar ruangan yang menusuk tulang. Si Pae dan Matoari pun cepat pulasnya, abis nyaman sih.. suer..! ^^

Yaudah, segitu ceritanya sampai kami menginjakan kaki di negeri sakura.. Besok kalau ada kesempatan lagi saya lanjutkan dengan petualangan kami di kota Tokyo, lanjut ke Kyoto dan Osaka.

Ini nafsu banget pingin blognya ada isinya, mepet-mepet waktu ashar, sambil nunggu azan karna kecepatan datang ke mesjid, akupun bela-belain nulis...hihii..








Mengukir Diatas Batu

Terinspirasi dengan acara Hafidz lndonesia yang tayang selama Ramadhan ini di stasiun RCTI , betapa anak-anak kecil dengan range usia 3-7 tahun bisa menghapal Al-Qur'an berjuz-juz. Subhanallah..., sungguh luar biasa anak -anak itu. Dan yang paling luar biasa dan hebat tentunya para orang tua mereka yang telah berhasil mendidik mereka menjadi seorang hafidz..

Setiap menonton acara ini saya berhasil dibuat nangis dan mewek. Mulai dari lelehan air mata saja sambil tak henti-henti berucap subhanallah, sampai sebenar-benar nangis senggugukan.. Sedih dan menyesal, saya selama 35 tahun hidup sudah ngapain saja..? Malu, saya sudah 8 tahun jadi orang tua sudah berbuat apa saja..? Meruginya diriku karna selama ini telah lengah dan lalai... :(

Flashback ke kisah masa kecilku di kampung dulu.. Saya memang termasuk anak yang malas dan lalai kalau disuruh mengaji Al qur'an. Malas hadir, malas menyimak, suka mengobrol dengan kawan, plus overaktif dan hyperaktif, blingsatan seperti cacing kepanasan, ngak betah duduk lama dalam ruangan. Alhasil, metoda belajar ala pecut rotan yang diterapkan sang guru secara turun-temurun telah menobatkan saya sebagai pemecah rekor anak perempuan penerima pecutan terbanyak..hihiiii...
Tapi saya cuman bertahan dipeguruan mengaji 'nyiak aki' itu sampai umur 10 tahun saja, sampai kelas 4 SD saja. Karna kemudian saya pun dideportasi ke perguruan yang satu lagi dikampung kami yang dipimpin oleh seorang wanita muda yang lebih disiplin, dan tentu saja teuteeep dengan metoda pecut rotannya.

Debut pertamaku diperguruan baru pun tetap saja menghadiahkan sebuah pecutan rotan di sepuluh jemariku. Karna idealnya kawan-kawan yang seangkatan dengan ku sudah bisa mengaji dengan tajwid yang benar dan dengan irama yang mendayu-dayu, sementara aku gagal di tes pertama yang sangat simpel.. Lebih panjang mana bacaan tanda dhammah seperti angka 6 atau seperti angka 9..? Seperti itu soalnya. Tentu saja logika anak sekolah dasarku menjawab angka 9.. hahaa.. Karna shock dengan kebodohanku, maka sang guru pun dengan tega memukul jemariku dengan rotan itu.. ck..ck..ckk..!! how poor you are, Rini... :(
Akupun tetap ikut khataman qur'an, karna memang usiaku harus khatam. Maka jadilah aku peserta khatam qur'an yang paling stupid menurutku, cuman buat meramai-ramaikan peserta perhelatan kampung saja..

Tonggak sejarah aku mengenal ilmu tajwid  yaitu setelah sekolah di madrasah  tsanawiyah. Alhamdulillah sekali karna orang tuaku telah berhasil menjebloskan ku kesana, walau awalnya sedikit kurang yakin dan kurang percaya diri karna tiap pagi diledekin teman.. yeeeee...rini tomboy masuk tsanawiyah... yeeeee..rini tomboy sekarang pakai jilbab....
Tapi, kembali kuucapkan alhamdulillah.. Berkat aku menuntut ilmu di madrasah selama 3 tahun, aku jadi punya sedikit ilmu agama buat bekal hidupku. Aku bisa membaca alqur'an dengan  baik dan benar, bahkan aku hapal beberapa potongan-potongan ayat penting, hadits-hadits penting. Aku bisa sedikit mentafsir alqur'an. Sedikit bisa berbahasa arab pula. Bahkan ini sedikit membuatku kaget sewaktu pengalaman haji dan umrah, karna ternyata aku bisa berkomunikasi alakadarnya dengan pedagang arab, sopir taksi bahkan kadang-kadang mencari lawan bicara orang Maroko, Mesir dan Saudi..
Benar-benar masa jadi anak madrasah kujadikan 'masa terbaik'ku. Lumayan berprestasi disana, walau tidak sedikit ada huru-hara yang terjadi disana karna ulahku..huahaahaa..!

So, dari pengalamanku itu aku sendiri dapat mengaris bawahi, bahwa ilmu agama itu harus diajarkan dari kecil. Suka ngak suka, minat ngak minat, bakat ngak bakat, si anak harus dipaksa menelan ilmu-ilmu agama dari kecil. Ilmu yang dipelajari waktu kecil akan diingat selamanya. Terbukti saya SMA jurusan Fisika, sepertinya kabur tuh dengan ilmu fisika. Kuliah jurusan Akuntansi, ngambang tuh ilmu akuntansinya. Bahkan belakangan ini saya pun getol mempelajari berbagai ilmu, tapi hasilnya ngak seberapa yang nempel di otak.. Bahkan tiga tahun ini aku getol sekali menghapal al-qur'an. Ngak muluk-muluk bisa menghapal 30 juz al qur'an, tapi cukup juz ke-30 saja. Tapi apa hasilnya, hapalanku hilang timbul. Hapal surat ini, lenyaplah surat hapalan yang kemaren. Begitu seterusnya..

Jadi ngak salah lagi kalau belajar diwaktu kecil, bagai mengukir diatas batu. Dan belajar  sesudah dewasa itu bagai mengukir diatas air.
Buat anak-anakku, mungkin umak telat dikit menuntut ilmu agama, tapi kalian ngak boleh telat. Mungkin kalian berkarakter sama dengan umak kecil, bandel dan hyperaktif, tapi seorang ibu yang mantan anak bandel tentu harus mampu menangani kalian, dong!

Selamat berjuang umak, save your kidz ! Ganbatte..!! (edisi menyemangati diri sendiri, sambil menunggu anak-anak mengaji di TPA)